Tau Ngak Sih Ternyata Pulpen Merek Unigha Paling diminati di Tahun 80 an



Kisah Pulpen Merk Unigha



 UNIVERSITAS Jabal Ghafur yang lebih dikenal dengan nama Unigha merupakan kampus terbesar di Kabupaten Pidie. Ada sekelumit kisah menarik tentang kampus ini. Unigha didirikan pada tahun 1982, ketika Kabupaten Pidie dipimpin Bupati Nurdin AR.


Nurdin adalah bupati paling terkenal di masanya. Tidak seperti kebanyakan pejabat, ia dekat dengan rakyat. Ide-idenya brilian. Termasuk dalam proses pembangunan Unigha yang ketika itu melibatkan semua komponen masyarakat. Bahkan seorang murid Sekolah Dasar.
Salah satu yang masih mengingat semua proses itu adalah Muhammad MTA, mantan tahanan politik dan narapidana politik Aceh yang bergelut dengan dunia aktivis.
“Hampir tidak ada masyarakat Pidie yang tidak terlibat di masa itu,” kata Muhammad MTA kepada portalsatu.com, Kamis, 2 Juli 2015.
Ingatan Muhammad MTA pun kembali terkenang pada kisah di tahun 1987 silam.
“Saya kelas 2 SD Inpres Simpang Tiga Jaya saat itu,” katanya. Saat itu katanya, semua murid berlomba membeli pulpen merk Unigha. “Saya juga kepingin memiliki pulpen itu tapi belum minta uang sama orang tua,” ujarnya dengan pandangan menerawang.
Tiba-tiba suatu pagi saat hendak berangkat ke sekolah, ayahnya Teungku Thayeb menyodorkan beberapa keping recehan senilai Rp 200 sambil berkata “nyoe peng kabloe polpen Unigha, bek kabloe kueh (uang ini gunakan untuk membeli pulpen Unigha, jangan digunakan untuk jajan).”
Muhammad MTA kecil menerima uang itu dengan girang. Sampai di sekolah ia langsung menjumpai guru untuk membeli pulpen tersebut.
“Saat itu kami di kampung amat bangga dengan memakai pulpen, semua murid sekolah memakainya walaupun harganya agak mahal,”tambah mantan aktivis SIRA ini.
Sekarang, jika terkenang masa-masa itu, ia kagum pada orang tuanya walaupun hanya seorang petani yang merangkap Sekdes Desa Sagoe Kecamatan Simpang Tiga, namun begitu bersemangat.
“Saat ini baru terbayang bagaimana ayah saya yang cuma orang kampung begitu sadar membantu Unigha, beliau juga pernah bercerita setiap tahun uang desa di seluruh Pidie disumbang 500 ribu pertahun perdesa,” kata pria yang akrab disapa MTA ini.
Saat itu, Pidie belum dimekarkan menjadi dua kabupaten seperti sekarang yaitu Pidie dan Pidie Jaya. “Kami masyakat Pidie dan Pijay mendukung langkah Bupati Sarjani mengembalikan Unigha menjadi milik masyarakat Pidie dan Pijay,” tegasnya.
Menurutnya, keluarga Nurdin AR yang sekarang menguasai Unigha telah mengkhianati tujuan mulia orang tuanya.
“Mereka telah mencoreng kehormatan orang tuanya dan mengkhianati masyarakat Pidie. Bayangkan dulu atas perintah Bupati Nurdin semua PNS wajib gotong royong ke Glee Gapui untuk membangun Unigha, makanya sekarang kami akan siap lahir batin mendukung Bupati Sarjani mengembalikan kejayaan Unigha,” kata MTA.[] (ihn)

Sumber : http://archives.portalsatu.com/news/kisah-pulpen-merk-unigha/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tau Ngak Sih Ternyata Pulpen Merek Unigha Paling diminati di Tahun 80 an"

Posting Komentar